Ketika menjalankan usaha, kita bisa mendapatkan banyak keuntungan, misalnya seperti mandiri secara finansial. Kita tidak perlu lagi bergantung pada gaji yang diberikan perusahaan. Selain itu, waktu kerja menjadi lebih fleksibel karena kita dapat mengaturnya sendiri. Namun, menjalankan usaha ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Pertama-tama, tentu kita membutuhkan modal. Ingat, modal yang dimaksud bukan terbatas pada modal materi saja. Kita juga perlu memiliki pengetahuan bisnis sebagai modal kita. Selain itu, kita juga harus memiliki mental berwirausaha.
Sayangnya, meskipun memiliki modal yang cukup, masih banyak orang yang takut untuk memulai usahanya sendiri. Alasannya tidak lain ialah karena takut bangkrut. Jika mereka gagal menjalankan bisnisnya, tentu mereka tidak bisa mendapatkan kembali modal yang sudah dikeluarkan. Padahal, mengalami kegagalan sudah menjadi hal yang wajar ketika menjalankan usaha. Meskipun terdapat masa-masa sulit, tentu sebuah usaha juga bisa menjadi maju bila dibina dengan tekun dan serius.
Tidak ada satupun pelaku usaha yang ingin bisnisnya bangkrut, bukan? Oleh karena itu Anda perlu mengetahui 8 faktor yang dapat menyebabkan kebangkrutan. Simaklah penjelasannya melalui uraian berikut ini.
1. Tidak Mempelajari Hal-Hal Baru
Belajar bukan hanya didapatkan dari hal-hal yang bersifat akademis saja. Dimanapun, kapanpun, dengan cara apapun, Anda dapat belajar. Sama halnya ketika Anda menjalankan usaha. Sambil menjual barang maupun jasa, Anda akan memiliki kesempatan untuk belajar. Mulai dari cara melayani konsumen, cara bekerja sama dengan pihak lain, hingga cara mengembangkan usaha.
Meskipun Anda menjadi pemilik toko, tidak ada salahnya untuk mendengarkan pendapat dari orang lain. Dengan begitu, Anda bisa mengintrospeksi diri dan mempertimbangkan apakah Anda sudah mengambil keputusan yang bijak. Siapa tahu, masukan-masukan dari orang lain malah bisa menjadi batu pijakan untuk UMKM Anda. Sebagai contoh, Anda memiliki toko fisik yang banyak dikunjungi orang. Sementara itu, kini perkembangan teknologi juga sudah semakin maju. Anda bisa mencoba untuk membuka toko online. Jadi, konsumen toko Anda tidak terbatas pada orang-orang yang tinggal di sekitar toko fisik saja.
2. Menginginkan Segala Sesuatu dengan Mudah
Agar UMKM berkembang menjadi sukses, Anda harus melalui proses-proses yang panjang. Janganlah berharap Anda bisa mencapai kesuksesan dalam waktu yang cepat. Memang, toko yang baru dibuka mungkin saja akan ramai dikunjungi orang. Namun, tidak selamanya jumlah pengunjung akan banyak. Anda juga bisa menghadapi saat-saat dimana toko sepi. Apalagi, kini saingan berbisnis juga semakin banyak. Ketika ada sebuah inovasi usaha, akan muncul orang-orang lain yang mengikuti jenis usaha tersebut. Sebagai pelaku UMKM yang baik, janganlah mementingkan masa kini saja. Sebaliknya, Anda juga harus berpikir untuk jangka panjang usaha Anda. Ketekunan yang diiringi oleh kesabaran tentu akan berbuah manis di kemudian hari.
3. Tidak Disiplin
Meskipun bisa mengatur jadwal pekerjaan sendiri, bukan berarti Anda bisa seenaknya menjalankan usaha. Seperti bidang pekerjaan lain, pelaku UMKM juga harus disiplin. Jika tidak, tentu usaha Anda dapat terancam.
Agar tidak mengalami kebangkrutan, ada 3 jenis hal yang memerlukan sikap disiplin. Yang pertama, Anda harus menghargai waktu. Pastikan Anda membuka usaha di waktu yang tepat sehingga bisa meningkatkan penjuala. Kedua, Anda juga harus disiplin dalam bidang keuangan. Walaupun sudah memiliki banyak keuntungan, bukan berarti Anda bisa seenaknya menghambur-amburkan pemasukan. Terakhir, Anda perlu disiplin dalam menjalankan visi dan misi. Keduanya merupakan pondasi untuk membangun usaha. Bila tidak diterapkan, Anda akan kesulitan menjalankan UMKM. Sebagai contoh, Anda mengganti-ganti jenis usaha karena melihat ad jenis usaha yang sedang tren. Padahal, tren tersebut tidaklah berlangsung lama.
4. Menghindari Resiko
Ketika Anda tidak berani mengambil resiko, Anda berarti menghambat perkembangan usaha Anda. Disadari atau tidak, setiap usaha tentu memiliki kesempatan untuk untung dan rugi. Namun, hal tersebut kembali lagi ke diri kita. Setiap tindakan tentu akan membawa pengaruh bagi kita. Entah mengarah pada kegagalan ataupun pada keberhasilan.
Akan sangat baik apabila Anda berani mengambil resiko. Dibandingkan menjalankan usaha yang stagnan, tentu mengambil resiko dapat membuka kesempatan bagi Anda. Jadi, UMKM bisa saja lebih berkembang dari yang sebelumnya.
Meskipun harus berani mengambil resiko, Anda tidak boleh langsung mengambil keputusan. Sebelumnya, buatlah pertimbangan-pertimbangan. Jika terjadi masalah, tentukanlah tindakan preventif yang dapat Anda lakukan.
5. Emosional
Sesuatu yang diselesaikan dengan cara emosi cenderung mengarah pada hal yang buruk. Bukannya bertambah baik, bisa-bisa malah semakin memburuk. Sama halnya dengan Anda sebagai pelaku usaha. Sebagai pemilik UMKM, Anda harus bisa bersikap tenang, baik pada karyawan maupun konsumen. Ketika karyawan melakukan kesalahan, tegurlah dengan sopan. Hal ini membuat karyawan sadar dan tidak merasa direndahkan. Sementara itu, jika konsumen mengajukan protes, dengarlah pendapatnya dengan seksama.
Belajar mengendalikan emosi sangatlah penting ketika Anda menjalankan UMKM. Anda dapat berpikir lebih tenang sehingga bisa mencari solusi terbaik untuk masalah yang muncul. Nantinya, Anda bisa memperbaiki dan mencegah masalah tersebut muncul kembali.
Meskipun identik dengan kemarahan, sebenarnya emosi tidak hanyaterbatas dari kata-kata dan ekspresi wajah saja. Ada beberapa hal yang juga bisa dikategorikan sebagai tindakan emosional. Diantaranya ialah sikap tidak konsisten, ceroboh, hanya berpikir jangka pendek, mudah menyerah, serta mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang,
6. Tidak Bertanggung Jawab
Pengambilan keputusan merupakan hal yang krusial. Suatu keputusan dapat membawa Anda pada kegagalan maupun pada kemajuan. Namun, apapun keputusan yang Anda ambil, pastikan Anda bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Hal ini akan membuat Anda dapat dipercaya oleh pihak-pihak lain yang bekerja sama dengan Anda. Mulai dari staf, pembeli, supplier, hingga investor.
Jika Anda meninggalkan tanggung jawab, Anda berarti telah menghilangkan hak orang lain. Akibatnya, Anda tidak hanya kehilangan kepercayaan, namun juga pemasukan. Bila sudah parah, tentu hal ini dapat membawa usaha menjadi bangkrut.
7. Puas Di Zona Nyaman
Jika Anda sudah merasa puas dengan usaha yang dijalankan, Anda tidak akan pernah maju. Anda akan melewatkan kesempatan-kesempatan lain yang bisa membuat UMKM Anda lebih berkembang. Sebagai contoh, UMKM Anda menghasilkan omset 20 juta per bulan dengan modal 10 juta. Karena merasa sudah cukup, Anda tidak berusaha untuk meningkatkan omset tersebut. Tidak ada promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Padahal, apa yang Anda anggap ‘aman’ belum tentu berlangsung lama. Jika pesaing Anda melakukan banyak inovasi, konsumen akan beralih kesana. Anda bukan hanya kehilangan zona aman, namun juga kehilangan pemasukan.
8. Tidak Memanfaatkan Teknologi
Dewasa ini, teknologi sangatlah berperan dalam perkembangan UMKM. Ada banyak inovasi yang dibuat agar UMKM dapat berkembang lebih baik. Sebagai contoh, Anda yang memiliki UMKM di bidang restoran dapat memanfaatkan kasir online. Dibandingkan mesin kasir manual, kasir online lebih praktis dan membantu Anda untuk mengelola restoran. Awalnya, Anda mungkin mengira kasir online membutuhkan lebih banyak biaya. Padahal, biaya tersebut dapat membuat Anda lebih hemat di kemudian hari. Selain itu, Anda juga dapat menghemat waktu. Sementara itu, jika tidak memanfaatkan teknologi, Anda akan kehilangan banyak kesempatan. Mulai dari promosi, penjualan, hingga pengelolaan UMKM.